Minggu, 20 November 2011

Analisis upaya melestarikan budaya bangsa


ANALISIS UPAYA MELESTARIKAN BUDAYA BANGSA
logo_gunadarma2.jpg

PENYUSUN :

Nama       :Aisyah Nurrohmah
NPM    :10211482
Kelas  :1 EA 26



UNIVERSITAS GUNADARMA
2011-2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa ,karena dengan karunia nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang Analisis Upaya Melestarikan Budaya Bangsa.
Makalah ini berisi informasi tentang Analisis Upaya Melestarikan Budaya Bangsa yang kami harapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca.
Terima kasih yang sebesar besar nya kami sampaikan kepada :
  1. Bapak Muhammad Burhan Amin selaku dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang telah membimbing kami selama proses penusunan makalah ini.
  2. Teman teman terutama kelas 1 EA 26 atas kerja sama dan sumbangsihnya kepada kami.
  3. Seluruh pihak yang berpartisipasi selama penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Tuhan meridhoi segala usaha kita.Amin

Hormat Kami


Penyusun


DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………i
Daftar Isi……………………………………………………………………………...……..…ii
Bab I Pendahuluan……………………………………...……………………………………....1
1.1 Latar Belakang……………...………………………………………………………....…1-2
1.2 Tujuan…………………………………………………….………………………….…..2-3
1.3 Sasaran……………………………………...……………………………………………...3
Bab II Permasalahan………………………..……………………………………………......….3
2.1 Kekuatan………………………………………………………………………………....3-4
2.2 Kelemahan…………………………….……………………………………………….....4-5
2.3 Peluang………………………………………………………………………………….......5
2.4 Tantangan/Hambatan………………………………………………………………....…...5-6
Bab III Kesimpulan dan Rekomendasi………………………..…………….…..…………..…....6
3.1 Kesimpulan…………………………….…………………………………………….…....6-7
3.2 Rekomendasi……………………………...……………………………………………....7-8
3.3 Referensi……………………………………………………………………….……..…..…8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan, dengan keberagaman kebudayaan di setiap daerah dan wilayah yang dimilik bangsa Indonesia. Adalah suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia yang dengan keberagaman kebudayaan itu masyarakatnya tetap bersatu tanpa memandang perbedaan antar budaya yakni bersatu sebagai bangsa Indonesia.
Dari masing-masing kebudayaan daerah yang dimiliki Bangsa Indonesia memiliki suatu karakteristik yang unik dan berbeda-beda antar daerahnya. Yakni ciri khas yang hanya dimiliki tiap daerah tersebut. Inilah yang membuat bangsa indonesia yang unik di mata dunia. Setiap kebudayaan itu memiliki peran yang sangat kuat akan ketahanan budaya nasional. Kita lihat dengan keseniannya, lalu tiap-tiap daerah memiliki rumah dan pakaian adat yang berbeda-beda, adat dan istiadatnya hal ini sangat menarik perhatian masyarakat luar bangsa Indonesia. Sehingga menjadi suatu daya tarik yang kuat bagi bangsa asing mau datang ke Negeri Indonesia ini. Begitu pula pada masa ini telah banyak sebagian orang dari bangsa asing mau mempelajari kebudayaan bangsa indonesia.
Namun sangat disayangkan di masa ini, bahkan generasi muda masyarakat kita sendiri sedikit yang mau mempelajari kebudayaannya sendiri. Mereka-mereka lebih tertarik akan kebudayaan asing yang dimata mereka dipandang lebih modern. Sehingga banyak dari kebudayaan kita ini mulai memudar akan kelestariannya. Padahal justru banyak dari pihak-pihak asing sangat mengagumi akan kebudayaan kita. Terlebih sekarang ini ada dari phak asing yang kini telah mengakui dan mengklem kebudayaan asli kita sebagai kebudayaan dari mereka. Tentu hal ini tidak bisa kita biarkan. Perlu adanya peningkatan akan peran-peran kebudayaan tiap daerah dalam mempertahaan kan kautuhan dan ketahanan kebudayaan bangsa kita ini. Sehingga bangsa kita tetap menjadi bangsa yang utuh dan kuat yang kaya akan kebudayaan. Sehingga tak ada satu pihakpun dari negara asing yang berani mengklem dan mengakui kebudayaan kita sebagai kebudayaannya.
Jenis-Jenis Kebudayaan :
  • Hidup-kebatinan manusia, yaitu yang menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat dengan adapt-istiadatnya yang halus dan indah; tertib damainya pemerintahan negeri; tertib damainya agama atau ilmu kebatinan dan kesusilaan.
  • Angan-angan manusia, yaitu yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa, kesusasteraan dan kesusilaan.
  • Kepandaian manusia, yaitu yang menimbulkan macam-macam kepandaian tentang perusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalu-lintas, kesenian yang berjenis-jenis; semuanya bersifat indah (Dewantara; 1994).
Ki Hajar Dewantara mendefinisikan kebudayaan sebagai kemenangan atau hasil perjuangan hidup, yakni perjuangannya terhadap 2 kekuatan yang kuat dan abadi, alam dan zaman. Kebudayaan tidak pernah mempunyai bentuk yang abadi, tetapi terus menerus berganti-gantinya alam dan zaman.
Merambahnya budaya asing ke Indonesia melalui sarana multi media massa (elektronik, cetak) serta media dunia maya (internet) sangat mempengaruhi perkembangan budaya Indonesia. Dampak yang ditimbulkan ada yang bersifat positif dan ada yang negatif. Jika kebudayaan asing yang bersifat negatif memasuki sendi-sendi kehidupan bangsa, terutama para generasi muda tanpa diimbangi upaya pelestarian nilai-nilai budaya bangsa dikhawatirkan Bangsa Indonesia akan kehilangan jati diri sebagai bangsa. betapa pentingnya kita mencintai budaya ini dan mempertahankannya di tengah ”ancaman” budaya barat,
1.2  Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
a.       sebagai syarat saya dalam menyelesaikan tugas pada mata kuliah Ilmu Budaya Dasar
b.      sebagai bahan pelajaran saya dan para pembaca sekalian mengetahui akan peran budaya daerah yang perlu kita tingkatkan sebagai ketahanan kebudayaan bangsa kita Indonesia
c.        memberikan kepada saya akan mempelajari hal-hal baru dalam menyusun sebuah makalah,
d.       memberi pelajaran bagi saya mau peduli dan kritis mempelajari kebudayaan di lingkungan masyarakat sekitar kita, sebagai bahan dalam saya berkomunikasi serta berinteraksi antar masyarakat di lingkungan saya.
Tulisan ini bertujuan untuk membahas tentang kemungkinan-kemungkinan yang dapat dilakukan untuk mengoptimalisasi peran mahasiswa dan lembaga kebudayaan dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
1.3  Sasaran
Penulisan ini ditujukan kepada para pemeran budaya yakni masyarakat khususnya para pemuda dan mahasiswa yang dengannyalah generasi kebudayaan bangsa kita ini ditentukan. Apakah kebudayaan bangsa kita dimasa mendatang nanti akan tetap lestari dan tetap eksotik dimata dunia. Sebagai citra akan bangsa indonesia yang hebat yang kaya akan alam dan kebudayaannya.
BAB II
PERMASALAHAN
Analisis permasalahan upaya melestarikan budaya bangsa dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari sisi :
2.1  Kekuatan (Strength)
a.       Kekuatan seni dan budaya sebagai produk di suatu daerah merupakan inti dari kekuatan bangsa. Pengetahuan dan kepemilikan seni dan budaya mencerminkan sikap kita dalam mengarungi interaksi mengikuti modernisasi dan tata pergaulan antarbangsa. Ini dapat kita lihat saat menyaksikan suatu pergelaran seni, pertemuan seni dan budaya tradisi dan modern masing-masing mampu memberikan kekuatan tersendiri
b.      Karakter nasional menyangkut tentang faktor manusia (masyarakat) dan aspek kualitas yaitu sifat moral serta intelektualisme yang fundamental yang merupakan ciri-ciri khas suatu bangsa. Dari situ,  kita secara awam mengatakan sebagai watak, karakter atau sifat suatu bangsa. Maka dari itu dikenal ada bangsa yang dinilai keras seperti negara-negara Islam dan negara lemah  seperti negara-negara di Asia. Berbagai suku bangsa yang ada dalam suatu negara dengan berbagai karakter budaya yang telah dibentuk oleh zaman dan kondisi dapat memberikan suatu bentuk karakter  nasional tersendiri terhadap suatu negara dan akan menjadi potensi dan kekuatan suatu negara. Bangsa Indonesia yang memiliki kerajaan yang megah dan berjaya pada masa Sriwijaya dan Majapahit mestinya saat ini dapat menjadi negara dan bangsa yang kuat dan gagah perkasa.
c.       Potensi budaya lokal dapat menjadi kekuatan pengembangan desa wisata di beberapa daerah Indonesia. potensi tersebut perlu dipadukan dengan potensi lainnya guna menarik minat wisatawan mengunjungi desa wisata. sejumlah desa wisata di daerah memiliki potensi budaya dan adat istiadat lokal yang masih hidup dan dilestarikan masyarakat setempat. dengan jumlah desa wisata yang cukup banyak di derah, pemerintah daerah harus mampu mengangkat desa wisata menjadi aset wisata yang layak jual. Potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh setiap kabupaten mendapat perioritas utama untuk dijadikan objek andalan untuk mendapatkan sumber devisa daerahnya.
d.      Kehadiran budaya populer tidaklah salah, namun yang perlu dicermati adalah mengapa kita perlu untuk tidak meninggalkan budaya lama ketika kita memilih untuk menganut sebuah budaya populer? Seseorang bisa memegang memegang budaya tanpa meninggalkan identitas budaya daerahnya. Alasannya adalah budaya secara filosofis merupakan jembatan antar generasi dan budaya daerah juga merupakan warisan yang harus tetp dilestarikan dan sebanrnya dapat disisasati sebagai alat pembangun daerah. Dua konsep inilah yang harus tersosialisasi dan harus dilekatkan pada masyarakat Indonesia terlebih dahulu. Sehingga pada akhirnya masyarakat memilki loyalitas terhadap budayanya sendiri. Ini adalah pondasi awal membangun sebuah kampung budaya. Elemen-elemen yang akan diisi dalam kampung itu tentunya akan cepat terealisasi karena masyarakat sudah mulai mencintai dan tanggap terhadap benda budaya daerahnya.
2.2  Kelemahan (Weakness)
a.       Minimnya komunikasi budaya, Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering menimbulkan perselisihan antar suku yang akan berdampak polemik dan ketahanan budaya bangsa.
b.      Kurangnya kesadaran masyarakat, Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya daerah sekarang ini masih terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya daerah tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
c.       Kurangnya pembelajaran budaya, Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya daerah. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya daerah dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.
d.      Lemahannya cinta pada produk sendiri. Di zaman globalisasi sekarang ini membuat orang lupa pada budayanya sendiri. Westernisasi/kebarat-baratan terjadi di mana-mana. Orang lebih suka pada warna rambut yang pirang, pintal, memakai pakaian luar negeri dibandingkan dengan warna rambut hitam, atau pakaian dengan merk dalam negeri seperti batik. Demikian pula yang terjadi dengan kecintaan pada budaya kita. Paranawe, dance, judo dipelajari dan didalami sedangkan tari bidu, caci, silat kampong tidak diminati sama sekali.
2.3  Peluang (Opportunity)
a.       Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya daerah agar dapat memperkokoh budaya bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan.
b.      Kemajuan pariwisata, Budaya daerah Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara.
c.       Dalam masa era-globalisasi yang ada, dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperkenalkan kebudayaan bangsa lain yang tidak dapat dijangkau kepada masyarakat agar mereka pun dapat mengenalnya.
d.      Mulai diperkenalkannya kebudayaan kepada generasi penerus melalui pendidikan yang ada. Sehingga kebudayaan yang dimiliki oleh setiap bangsa negara atau daerah mulai diperkenalkan kepada generasi penerus mulai sejak dini.
2.4  Tantangan / Hambatan (Threats)
a.       Peluang kebudayaan-kebudayaan luar yang negative sangat besar untuk ditiru, karena ini juga dengan bersamaannya teknologi-teknologi khususnya teknologi informasi yang berkembang pesat.
b.      Hampir sedikit masyarakat yang mengenal kebudayaan daerahnya masing-masing, sehingga lambat-laun kebudayaan local akan sedikit dikenal oleh generasi berikutnya.
c.       Masuknya budaya Barat ke Indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi yang meracuni Indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan.
d.      Bangsa Indonesia mestinya dapat menjadikan rasa patriotisme/nasionalisme sebagai semangat terhadap pembangunan bangsa dalam semua aspek kehidupan, mulai dari semangat pendidikan, semangat pengembangan ekonomi nasional, semangat pengembangan teknologi dan sebagainya sehingga semangat nasionalisme ini menjadi dasar semua nafas dan gerak masyarakat Indonesia tidak ada yang menyimpang dari semangat nasionalisme Indonesia. Serta tidak dipengaruhi oleh westernisasi dan lainnya.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1Kesimpulan
a.       keberadaan seni budaya tradisi yang selama ini ter-. jaga akan semakin lestari dan berkembang manakala komunitas yang menjaganya tetap eksis. Karena tanpa didukung oleh ko-munitas-komunitas seni budaya yang mumpuni, keberadaan seni budaya tersebut lambat laun akan hilang dengan sendirinya. mereka memiliki potensi, bukan hanya potensi seni dan budaya yang masing-masing mereka bawa dari daerah, tetapi juga potensi kebersamaan dan kekompakan. karena tumbuhnya kebersamaan di antara sesama anggota komunitas, tidak hanya mampu menciptakan rasa toleransi, juga merasakan sependeritaan dan sepenanggungan sebagai sesama orang daerah. Lebih dari itu, juga akan mampu menciptakan suatu karya. Saat ini, tidak jarang bangsa.yang minim kreativitas dengan kekuatan tertentu bisa mengklaim produk seni budaya tertentu, apalagi bila itu didukung dengan ketentuan internasional.
b.      Disadari sepenuhnya bahwa Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat majemuk sekali. Kekayaan kebudayaan ini terkait dengan masalah kesuku bangsaan dan kebudayaan-kebudayaan yang tumbuh akibat akulturasi dan berbagai proses hubungan dinamis manusia dan lingkungannya, sehingga kekayaan kebudayaan Indonesia menjadi sangat majemuk.
c.       Kekayaan kebudayaan ini sendiri perlu dilestarikan dalam arti yang dinamis, sesuai dengan perkembangan manusianya dan kebudayaan itu sendiri. Untuk melestarikan dinamis ini, hingga saat ini kita belum memiliki peta kebudayaan Indonesia dan Data kebudayaan Indonesia yang reliable. Untuk melestarikan, dalam arti melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan kebudayaan tersebut, kita harus mempunyai data yang lengkap dan akurat. Sejauh mana data yang kita miliki tentang kekayaan kebudayaan kita? Ini merupakan pertanyaan yang sangat penting dan susah untuk dijawab, stidaknya sampai saat ini.
d.      Kebanggan sebagai bangsa tak lepas dari kekuatan pemikiran. Jika tidak pernah ada rangsangan dan gairah menyala-nyala atas tradisi berpikir kebudayaan, kita tidak akan pernah menemukan letak kebanggaan itu dan tanpa sadar melarutkan diri ke tengah pusaran negativitas globalisasi, menjadi bangsa inlander kembali. Maka untuk berakar secara kuat pada budaya sendiri, pemerintah perlu membuat inventarisasi seluruh seni dan budaya secara serius yang kemudian diteruskan pada lembaga atau instansi terkait, merampingkan dan memudahkan proses birokrasi untuk memperoleh hak patent atas karya seni yang dihasilkan dengan kemampuan sendiri sehingga kita tidak perlu ragu melainkan secara tegas, dan berani menuntut kembali milik kita yang diklaim secara sepihak oleh pihak asing.
3.2Rekomendasi
a.       Pengalaman nyata dari para pelaku seni dan budaya serta organisasi yang bergerak dalam wilayah seni dan budaya di Daerah menunjukkan bahwa sangat dibutuhkan pola-pola pengembangan kualitas dan kapasitas teknis demi menjaga keberlangsungan partisipasi aktif dalam mengkreasikan keragaman seni dan budaya praktis. Keprihatinan tetap ada untuk mengefektifkan apa yang telah mendapat dukungan pemerintah, terutama sekali dalam konteks perubahan struktur sebuah organisasi seni dan budaya yang bersifat dinamis dalam konteks yang disesuaikan dengan kebutuhan local namun berwawasan global dan pencitraan baru dari pengalaman selama ini yang menunjukkan perbedaan antara pendapat masyarakat dengan pemerintah mengenai khasanah seni dan budaya daerah
b.      Untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia pengelola budaya, salah satu hal yang dilakukan adalah dengan jalur pendidikan bagi pemangku kepentingan, baik bagi pihak pemerintah, masyarakat dan pihak-pihak yang terkait dengan budaya itu sendiri. Pendidikan ini tidak hanya berdampak bagi peningkatan kompetensi sumber daya manusianya, tetapi juga membangun kreatifitas yang berdampak pada pengembangan sumber daya budaya itu sendiri, sehingga mampu mewujudkan jati diri dan ‘bersaing’ dalam system global.
c.       Selain peningkatan kapasitas dan kemampuan mengelola kebudayaan, pendidikan seni juga harus situmbuh kembangkan di sektor-sektor formal melalui pendidikan budaya, baik pelajaran tentang budaya itu sendiri serta penanaman nilai-nilai seni itu melalui jalur pendidikan formal. Penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan akan lebih efektif ditanamkan lewat jalur pendidikan. Oleh sebab itu, ke depan sektor pendidikan akan menjadi primadona untuk melakukan berbagai peningkatan (kompetensi, pengetahuan, apresiasi, dll) masyarakat terhadap kekayaan budaya Indonesia. Beberapa hal yang akan dilakukan sinergi dengan instansi terkait, yaitu dengan bidang pendidikan adalah dalam pelaksanaan:
1.      Optimalisasi Pendidikan Kebudayaan di sekolah-sekolah formal, maupun informasi
2.      Bersinergi merancang kurikulum untuk mewujudkan Paradigma Pendidikan Seni yang berwawasan Indonesia
3.      Menggali Pola Alternatif Pendidikan Seni Berbasis Tradisi Indonesia;
4.      Peningkatan Apresiasi Terhadap Sejarah Seni di Tanah Air;
5.      Mengembangkan tradisi kritik dan riset Seni;
6.      Perluasan Pendidikan Formal Seni untuk Kawasan Timur Indonesia.
d.      Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan kebudayaan masyarakat selain masyarakatnya itu sendiri adalah
1.      perlunya dukungan media massa (cetak dan elektronik)
2.      Peningkatan peran media massa
3.      Peningkatan komodifikasi dan substansi seni dalam berbagai bidang
4.      Membuka akses seluas-luasnya berekspresi dan mengeksplorasi seni yang bersumber dari seni tradisional maupun seni urban;
5.      Mengembangkan penguatan kebudayaan tradisional dengan pemanfaatan kebudayaan-kebudayaan popular (Popular culture) yang lebih mandiri;
6.      Pengembangan Industri Seni (Budaya) di masyarakat terkait ekonomi gelombang ke empat (kreatif ekonomi)
7.      Lomba dan Memberikan Anugerah Seni (pelaku seni dan pemerhati seni).

Bab 9 Manusia dan Tanggung jawab







Senin, 31 Oktober 2011

Bab 6 IBD Manusia dan Penderitaan

http://www.scribd.com/doc/71009484

Makalah IBD Peran Budaya Dalam Membentuk kepribadian


PERAN BUDAYA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN
logo_gunadarma2.jpg

PENYUSUN :

Nama       :Aisyah Nurrohmah
NPM        :10211482
Kelas      :1 EA 26



UNIVERSITAS GUNADARMA
2011-2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa ,karena dengan karunia nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang Peranan Budaya Dalam Membentuk Kepribadian.
Makalah ini berisi informasi tentang Peranan Budaya Dalam Membentuk Kepribadian yang kami harapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca.
Terima kasih yang sebesar besar nya kami sampaikan kepada :
  1. Bapak Muhammad Burhan Amin selaku dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang telah membimbing kami selama proses penusunan makalah ini.
  2. Teman teman terutama kelas 1 EA 26 atas kerja sama dan sumbangsihnya kepada kami.
  3. Seluruh pihak yang berpartisipasi selama penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Tuhan meridhoi segala usaha kita.Amin

Hormat Kami


Penyusun


DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………i
Daftar Isi……………………………………………………………………………...…….…ii
Bab I Pendahuluan……………………………………...……………………………………..1
1.1 Latar Belakang……………...………………………………………………………...…1-2
1.2 Tujuan…………………………………………………….……………………………..2-3
1.3 Sasaran……………………………………...……………………………………………...3
Bab II Permasalahan………………………..………………………………………………….4
2.1 Kekuatan…………………………………………………………………………………...4
2.2 Kelemahan…………………………….…………………………………………………...4
2.3 Peluang………………………………………………………………………………….....5
2.4 Tantangan/Hambatan…………………………………………………………………...….5
Bab III Kesimpulan dan Rekomendasi………………………..…………….…..…………..…6
3.1 Kesimpulan…………………………….……………………………………………….….6
3.2 Rekomendasi……………………………...……………………………………………..6-7
Daftar Referensi……………………………………………………………………….………7

BAB I
PENDAHULUAN
Berbicara tentang kebudayaan sangat erat kaitannya dengan kepribadian seseorang. Budaya dan kepribadian bagaikan dua sisi mata uang tidak bisa dipisahkan. Dimana budaya yang baik selalu mempengaruhi pribadi yang baik, kemudian budaya buruk selalu mempengaruhi pribadi yang buruk juga.
Disamping itu kadang kala lingkungan menjadi hal utama yang dapat mempengaruhi baik buruknya budaya seseorang. Kita ambli contoh di Papua memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda dengan daerah lainnya, sehingga dengan sendiri kepribadian mereka juga agak berbeda dan unik. Hal ini dapat dikatakan melihat budaya Papua yang agak keras dan unik. Sehingga kepribadian yang terbentukpun agak unik dan berbeda.
Contoh pengaruh budaya terhadap kepribadian yang dapat kita petik dari kehidupan masyarakat suku dayak di daerah pedalaman Kalimantan. Yang sebagaimana hidupnya sangat memprihatinkan dan menggenaskan. Bagi mereka memakai anting sebanyak-banyaknya ditelinga baik pria maupun wanita merupakan suatu hal yang biasa, padahal hal sangat mengelikan dan menakutkan. Yang lebih parahnya lagi hal ini telah melanggar berbagai norma-norma yang telah tertera. Tetapi mau bagaimana lagi, inilah budaya.
1.1 Latar Belakang
Kebudayaan atau culture adalah keseluruhan pemikiran dan benda yang dibuat atau diciptakan oleh manusia dalam perkembangan sejarahnya. Para ahli  sepakat bahwa kebudayaan adalah perilaku dan penyesuaian diri manusia berdasarkan hal-hal yang dipelajari. Semua kebudayaan selalu bersifat tertib, indah berfaedah, luhur, memberi rasa damai, senang, bahagia, dan sebagainya. Sifat kebudayaan menjadi tanda dan ukuran tentang rendah-tingginya keadaban dari masing-masing bangsa.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan social. Memang banyak factor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu konflik.
Jenis-Jenis Kebudayaan :
  • Hidup-kebatinan manusia, yaitu yang menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat dengan adapt-istiadatnya yang halus dan indah; tertib damainya pemerintahan negeri; tertib damainya agama atau ilmu kebatinan dan kesusilaan.
  • Angan-angan manusia, yaitu yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa, kesusasteraan dan kesusilaan.
  • Kepandaian manusia, yaitu yang menimbulkan macam-macam kepandaian tentang perusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalu-lintas, kesenian yang berjenis-jenis; semuanya bersifat indah (Dewantara; 1994).
Ki Hajar Dewantara mendefinisikan kebudayaan sebagai kemenangan atau hasil perjuangan hidup, yakni perjuangannya terhadap 2 kekuatan yang kuat dan abadi, alam dan zaman. Kebudayaan tidak pernah mempunyai bentuk yang abadi, tetapi terus menerus berganti-gantinya alam dan zaman.
Merambahnya budaya asing ke Indonesia melalui sarana multi media massa (elektronik, cetak) serta media dunia maya (internet) sangat mempengaruhi perkembangan budaya Indonesia. Dampak yang ditimbulkan ada yang bersifat positif dan ada yang negatif. Jika kebudayaan asing yang bersifat negatif memasuki sendi-sendi kehidupan bangsa, terutama para generasi muda tanpa diimbangi upaya pelestarian nilai-nilai budaya bangsa dikhawatirkan Bangsa Indonesia akan kehilangan jati diri sebagai bangsa. betapa pentingnya kita mencintai budaya ini dan mempertahankannya di tengah ”ancaman” budaya barat,
1.2 Tujuan
Tujuan yang dapat dipetik dari makalah ini adalah memberikan gambaran dan pemahaman kepada siapapun tentang pengaruh budaya terhadap kepribadian seseorang. Agar ketika akan bertindak tidak bertindak sesuai dengan budaya buruk, yang ketika bertindak sesuai dengan budaya yang baik, serta pengaruh positif dapat kita rasakan bersama sesuai dengan tujuan Undang-undang dasar yang menjadi landasan dan akar dari bangsa kita. Budaya bemasyarakat memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku yang ada agar dapat meningkatkan harmonisasi dalam bermasyarakat untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang. Manfaat dari penerapan Budaya bermasyarakat yang baik :
1.      Meningkatkan jiwa gotong royong
2.      Meningkatkan kebersamaan
3.      Saling terbuka satu sama lain
4.      Meningkatkan jiwa kekeluargaan
5.      Meningkatkan rasa kekeluargaan
6.      Membangun komunikasi yang lebih baik
7.      Meningkatkan produktivitas kerja
8.      Tanggap dengan perkembangan dunia luar, dll.
1.3 Sasaran
Dalam hal ini yang menjadi cakupan antara kebudayaan dan kepribadian adalah masyarakat. Karena kebudayaan sangat melekat didalam setiap jiwa manusia, terutama masyarakat di Negara Indonesia yang dikenal sebagai Negara dengan kebudayaan yang sangat banyak. Di Indonesia, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sangat memberi pengaruh dalam konsep hubungan Kebudayaan dengan Kepribadian. Maka ada beberapa point yang menjadi titik sasaran, antara lain adalah :
  1. Masyarakat yang Berjiwa pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi.
  2. Bersifat terbuka dan tanggap terhadap lingkungan sekitar, serta tanggap terhadap permasalahan masyarakat.
  3. Menguasai dasar-dasar kebudayaan sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada.
  4. Toleransi dalam bermasyarakat.
  5. Membentuk suatu sikap dasar, kebiasaan dan nilai-nilai yang dapat memupuk kerjasama, integritas dan komunikasi dalam bermasyarakat.
BAB II
PERMASALAHAN
Analisis permasalahan peran kebudayaan dalam membentuk kepribadian dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari sisi :
2.1  Kekuatan (Strength)
a)      Kekhasan budaya Indonesia
b)      Adanya Kekayaan nilai budaya bangsa
c)      Adanya suatu Pedoman Etika Kehidupan Berbangsa
d)     Pengamanan dalam kemajuan teknologi semakin baik
e)      Penerapan pembelajaran kebudayaan yang baik sudah banyak di laksanakan
2.2  Kelemahan (Weakness)
a)      Minimnya komunikasi budaya, Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering menimbulkan perselisihan antar suku yang akan berdampak polemik dan ketahanan budaya bangsa.
b)      Kurangnya kesadaran masyarakat, Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya daerah sekarang ini masih terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya daerah tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
c)      Kurangnya pembelajaran budaya, Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya daerah. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya daerah dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.
d)     Masyarakat sering sekali menerima langsung kebudayaan-kebudayaan negative yang seharusnya dan memang bertentangan dengan norma-norma, karena kebudayaan negative inilah yang tidak dapat mengubah kepribadian seseorang/masyarakat

2.3   Peluang (Opportunity)
a)      Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya daerah agar dapat memperkokoh budaya bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan..
b)      Kemajuan pariwisata, Budaya daerah Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara.
c)      Dalam masa era-globalisasi yang ada, dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperkenalkan kebudayaan bangsa lain yang tidak dapat dijangkau kepada masyarakat agar mereka pun dapat mengenalnya.
d)     Mulai diperkenalkannya kebudayaan kepada generasi penerus melalui pendidikan yang ada. Sehingga kebudayaan yang dimiliki oleh setiap bangsa negara atau daerah mulai diperkenalkan kepada generasi penerus mulai sejak dini.
2.4  Tantangan / Hambatan (Threats)
a)      Peluang kebudayaan-kebudayaan luar yang negative sangat besar untuk ditiru, karena ini juga dengan bersamaannya teknologi-teknologi khususnya teknologi informasi yang berkembang pesat.
b)      Hampir sedikit masyarakat yang mengenal kebudayaan daerahnya masing-masing, sehingga lambat-laun kebudayaan local akan sedikit dikenal oleh generasi berikutnya.
c)      Perubahan yang terjadi pada lingkungan hidup manusia menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan karena sebagian dari komponen lingkungan menjadi berkurang fungsinya.
d)     Masuknya budaya Barat ke Indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi yang meracuni Indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan.


BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1 Kesimpulan
Kebudayaan secara utuh sebenarnya meliputi pola pikir atau mindset suatu masyarakat
(tentang segala perikehidupannya di masa lampau, masa kini dan masa depan), yang banyak terekspresikan melalui aneka-ragam dan aneka dimensi kesenian. Demikian pula, kesenian merupakan salah satu wadah dominan untuk mengartikulasikan kebudayaan tak berwujud (intangible culture). Seperti juga yang diutarakan Meutia Farida Hatta Swasono di Institut Seni Indonesia Yogyakarta beberapa waktu lalu bahwa kemajuan kebudayaan bangsa dan peradabannya membawa serta, dan sekaligus secara timbal-balik dibawa serta, oleh kemajuan keseniannya.
Masyarakat global mesti bisa memandang dunia sebagai satu kesatuan di tengah berbagai perbedaan yang ada. Karena itu, kita mesti memiliki visi baru mengenai hubungan dan kerjasama regional dan internasional. Sehingga dunia terus berjalan dan bisa diminimalisir dari segala bentuk ketegangan, konflik, intervensi dan hegemoni kekuatan adidaya. Tentu globalisasi, selain harus kita waspadai, juga harus kita lihat sebagai kesempatan - kesempatan baru. Kita harus proaktif di dalamnya. Disitu kita harus “go global” dengan local specifics Indonesia, sehingga Indonesia lebih dikenal sebagai aktor tangguh dalam proses globalisasi, baik dari aspek budaya maupun dari aspek keuntungan ekonomi yang dapat diperoleh dari perkembangan kesenian dan kebudayaan Indonesia.
3.2  Rekomendasi
a)      Masyarakat dapat mengembangkan dan menjalankan karakter budaya masing-masing dengan baik tanpa menghalangi atau membatasi perilaku asertif berkembang dalam diri masyarakat itu sendiri. Masyarakat diharapkan mampu mengekspresikan diri mereka dengan apa adanya, bersikap jujur dengan tetap dihormati orang lain, serta mampu membawa diri dalam situasi apapun tanpa adanya paksaan ataupun keegoisan dalam diri masyarakat. Dengan demikian, masyarakat bisa mengatasi tuntutan-tuntutan atau permasalahan yang datang pada masyarakat secara bijaksana sehingga terhindar dari hal-hal negatif yang bisa menjerumuskan mereka.
b)      Diharapkan dapat menunjang perkembangan perilaku asertif dalam diri masyarakat dengan tidak menjadikan budaya sebagai suatu penghalang. Dapat menanamkan nilai dan norma budaya dalam keluarga dan melestarikannya dengan baik, namun tetap mengembangkan perilaku asertif dalam lingkungan keluarga sehingga interaksi dalam keluarga dapat berlangsung dengan jujur dan tidak menyakiti hati orang lain, serta dapat saling menghormati. Lingkungan keluarga memiliki kedudukan penting dalam perkembangan perilaku asertif masyarakat.
3.3  Referensi