ANALISIS UPAYA MELESTARIKAN BUDAYA BANGSA
PENYUSUN
:
Nama :Aisyah Nurrohmah
NPM :10211482
Kelas :1 EA 26
UNIVERSITAS GUNADARMA
2011-2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
,karena dengan karunia nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang Analisis
Upaya Melestarikan Budaya Bangsa.
Makalah ini berisi informasi tentang Analisis Upaya
Melestarikan Budaya Bangsa yang kami harapkan dapat memberikan informasi kepada
para pembaca.
Terima
kasih yang sebesar besar nya kami sampaikan kepada :
- Bapak Muhammad Burhan Amin selaku dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang telah membimbing kami selama proses penusunan makalah ini.
- Teman teman terutama kelas 1 EA 26 atas kerja sama dan sumbangsihnya kepada kami.
- Seluruh pihak yang berpartisipasi selama penyusunan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga
Tuhan meridhoi segala usaha kita.Amin
Hormat
Kami
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar…………………………………………………………………………………i
Daftar
Isi……………………………………………………………………………...……..…ii
Bab
I Pendahuluan……………………………………...……………………………………....1
1.1
Latar Belakang……………...………………………………………………………....…1-2
1.2
Tujuan…………………………………………………….………………………….…..2-3
1.3
Sasaran……………………………………...……………………………………………...3
Bab
II Permasalahan………………………..……………………………………………......….3
2.1
Kekuatan………………………………………………………………………………....3-4
2.2
Kelemahan…………………………….……………………………………………….....4-5
2.3
Peluang………………………………………………………………………………….......5
2.4
Tantangan/Hambatan………………………………………………………………....…...5-6
Bab
III Kesimpulan dan Rekomendasi………………………..…………….…..…………..…....6
3.1
Kesimpulan…………………………….…………………………………………….…....6-7
3.2
Rekomendasi……………………………...……………………………………………....7-8
3.3
Referensi……………………………………………………………………….……..…..…8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan,
dengan keberagaman kebudayaan di setiap daerah dan wilayah yang dimilik bangsa
Indonesia. Adalah suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia yang dengan
keberagaman kebudayaan itu masyarakatnya tetap bersatu tanpa memandang
perbedaan antar budaya yakni bersatu sebagai bangsa Indonesia.
Dari
masing-masing kebudayaan daerah yang dimiliki Bangsa Indonesia memiliki suatu
karakteristik yang unik dan berbeda-beda antar daerahnya. Yakni ciri khas yang
hanya dimiliki tiap daerah tersebut. Inilah yang membuat bangsa indonesia yang
unik di mata dunia. Setiap kebudayaan itu memiliki peran yang sangat kuat akan
ketahanan budaya nasional. Kita lihat dengan keseniannya, lalu tiap-tiap daerah
memiliki rumah dan pakaian adat yang berbeda-beda, adat dan istiadatnya hal ini
sangat menarik perhatian masyarakat luar bangsa Indonesia. Sehingga menjadi
suatu daya tarik yang kuat bagi bangsa asing mau datang ke Negeri Indonesia
ini. Begitu pula pada masa ini telah banyak sebagian orang dari bangsa asing
mau mempelajari kebudayaan bangsa indonesia.
Namun sangat
disayangkan di masa ini, bahkan generasi muda masyarakat kita sendiri sedikit
yang mau mempelajari kebudayaannya sendiri. Mereka-mereka lebih tertarik akan
kebudayaan asing yang dimata mereka dipandang lebih modern. Sehingga banyak
dari kebudayaan kita ini mulai memudar akan kelestariannya. Padahal justru
banyak dari pihak-pihak asing sangat mengagumi akan kebudayaan kita. Terlebih
sekarang ini ada dari phak asing yang kini telah mengakui dan mengklem
kebudayaan asli kita sebagai kebudayaan dari mereka. Tentu hal ini tidak bisa
kita biarkan. Perlu adanya peningkatan akan peran-peran kebudayaan tiap daerah
dalam mempertahaan kan kautuhan dan ketahanan kebudayaan bangsa kita ini.
Sehingga bangsa kita tetap menjadi bangsa yang utuh dan kuat yang kaya akan
kebudayaan. Sehingga tak ada satu pihakpun dari negara asing yang berani
mengklem dan mengakui kebudayaan kita sebagai kebudayaannya.
Jenis-Jenis Kebudayaan :
- Hidup-kebatinan manusia, yaitu yang menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat dengan adapt-istiadatnya yang halus dan indah; tertib damainya pemerintahan negeri; tertib damainya agama atau ilmu kebatinan dan kesusilaan.
- Angan-angan manusia, yaitu yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa, kesusasteraan dan kesusilaan.
- Kepandaian manusia, yaitu yang menimbulkan macam-macam kepandaian tentang perusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalu-lintas, kesenian yang berjenis-jenis; semuanya bersifat indah (Dewantara; 1994).
Ki Hajar Dewantara mendefinisikan kebudayaan sebagai
kemenangan atau hasil perjuangan hidup, yakni perjuangannya terhadap 2 kekuatan
yang kuat dan abadi, alam dan zaman. Kebudayaan tidak pernah mempunyai bentuk
yang abadi, tetapi terus menerus berganti-gantinya alam dan zaman.
Merambahnya budaya asing ke Indonesia melalui sarana multi
media massa (elektronik, cetak) serta media dunia maya (internet) sangat
mempengaruhi perkembangan budaya Indonesia. Dampak yang ditimbulkan ada yang
bersifat positif dan ada yang negatif. Jika kebudayaan asing yang bersifat
negatif memasuki sendi-sendi kehidupan bangsa, terutama para generasi muda
tanpa diimbangi upaya pelestarian nilai-nilai budaya bangsa dikhawatirkan
Bangsa Indonesia akan kehilangan jati diri sebagai bangsa. betapa pentingnya
kita mencintai budaya ini dan mempertahankannya di tengah ”ancaman” budaya
barat,
1.2
Tujuan
Tujuan
dalam pembuatan makalah ini adalah :
a. sebagai
syarat saya dalam menyelesaikan tugas pada mata kuliah Ilmu Budaya Dasar
b. sebagai
bahan pelajaran saya dan para pembaca sekalian mengetahui akan peran budaya daerah
yang perlu kita tingkatkan sebagai ketahanan kebudayaan bangsa kita Indonesia
c. memberikan kepada saya akan mempelajari
hal-hal baru dalam menyusun sebuah makalah,
d. memberi pelajaran bagi saya mau peduli dan
kritis mempelajari kebudayaan di lingkungan masyarakat sekitar kita, sebagai
bahan dalam saya berkomunikasi serta berinteraksi antar masyarakat di
lingkungan saya.
Tulisan
ini bertujuan untuk membahas tentang kemungkinan-kemungkinan yang dapat
dilakukan untuk mengoptimalisasi peran mahasiswa dan lembaga kebudayaan dalam
pelestarian seni dan budaya daerah.
1.3
Sasaran
Penulisan
ini ditujukan kepada para pemeran budaya yakni masyarakat khususnya para pemuda
dan mahasiswa yang dengannyalah generasi kebudayaan bangsa kita ini ditentukan.
Apakah kebudayaan bangsa kita dimasa mendatang nanti akan tetap lestari dan
tetap eksotik dimata dunia. Sebagai citra akan bangsa indonesia yang hebat yang
kaya akan alam dan kebudayaannya.
BAB II
PERMASALAHAN
Analisis permasalahan upaya melestarikan budaya bangsa
dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun
eksternal dilihat dari sisi :
2.1 Kekuatan (Strength)
a. Kekuatan
seni dan budaya sebagai produk di suatu daerah merupakan inti dari kekuatan
bangsa. Pengetahuan dan kepemilikan seni dan budaya mencerminkan sikap kita
dalam mengarungi interaksi mengikuti modernisasi dan tata pergaulan
antarbangsa. Ini dapat kita lihat saat menyaksikan suatu pergelaran seni,
pertemuan seni dan budaya tradisi dan modern masing-masing mampu memberikan
kekuatan tersendiri
b. Karakter
nasional menyangkut tentang faktor manusia (masyarakat) dan aspek kualitas
yaitu sifat moral serta intelektualisme yang fundamental yang merupakan
ciri-ciri khas suatu bangsa. Dari situ, kita secara awam mengatakan
sebagai watak, karakter atau sifat suatu bangsa. Maka dari itu dikenal ada
bangsa yang dinilai keras seperti negara-negara Islam dan negara lemah
seperti negara-negara di Asia. Berbagai suku bangsa yang ada dalam suatu negara
dengan berbagai karakter budaya yang telah dibentuk oleh zaman dan kondisi
dapat memberikan suatu bentuk karakter nasional tersendiri terhadap suatu
negara dan akan menjadi potensi dan kekuatan suatu negara. Bangsa Indonesia
yang memiliki kerajaan yang megah dan berjaya pada masa Sriwijaya dan Majapahit
mestinya saat ini dapat menjadi negara dan bangsa yang kuat dan gagah perkasa.
c. Potensi
budaya lokal dapat menjadi kekuatan pengembangan desa wisata di beberapa daerah
Indonesia. potensi tersebut perlu dipadukan dengan potensi lainnya guna menarik
minat wisatawan mengunjungi desa wisata. sejumlah desa wisata di daerah
memiliki potensi budaya dan adat istiadat lokal yang masih hidup dan
dilestarikan masyarakat setempat. dengan jumlah desa wisata yang cukup banyak
di derah, pemerintah daerah harus mampu mengangkat desa wisata menjadi aset
wisata yang layak jual. Potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh setiap
kabupaten mendapat perioritas utama untuk dijadikan objek andalan untuk
mendapatkan sumber devisa daerahnya.
d. Kehadiran
budaya populer tidaklah salah, namun yang perlu dicermati adalah mengapa kita
perlu untuk tidak meninggalkan budaya lama ketika kita memilih untuk menganut
sebuah budaya populer? Seseorang bisa memegang memegang budaya tanpa
meninggalkan identitas budaya daerahnya. Alasannya adalah budaya secara
filosofis merupakan jembatan antar generasi dan budaya daerah juga
merupakan warisan yang harus tetp dilestarikan dan sebanrnya dapat disisasati
sebagai alat pembangun daerah. Dua konsep inilah yang harus tersosialisasi
dan harus dilekatkan pada masyarakat Indonesia terlebih dahulu. Sehingga pada
akhirnya masyarakat memilki loyalitas terhadap budayanya sendiri. Ini adalah
pondasi awal membangun sebuah kampung budaya. Elemen-elemen yang akan diisi
dalam kampung itu tentunya akan cepat terealisasi karena masyarakat sudah mulai
mencintai dan tanggap terhadap benda budaya daerahnya.
2.2 Kelemahan (Weakness)
a.
Minimnya
komunikasi budaya, Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak
terjadi salah pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya
ini sering menimbulkan perselisihan antar suku yang akan berdampak polemik dan
ketahanan budaya bangsa.
b.
Kurangnya
kesadaran masyarakat, Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya daerah sekarang
ini masih terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih
praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya
daerah tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
c.
Kurangnya
pembelajaran budaya, Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini.
Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari
budaya daerah. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui
pentingnya budaya daerah dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.
d.
Lemahannya cinta pada produk sendiri. Di
zaman globalisasi sekarang ini membuat orang lupa pada budayanya sendiri.
Westernisasi/kebarat-baratan terjadi di mana-mana. Orang lebih suka pada warna rambut
yang pirang, pintal, memakai pakaian luar negeri dibandingkan dengan warna
rambut hitam, atau pakaian dengan merk dalam negeri seperti batik. Demikian
pula yang terjadi dengan kecintaan pada budaya kita. Paranawe, dance, judo
dipelajari dan didalami sedangkan tari bidu, caci, silat kampong tidak diminati
sama sekali.
2.3 Peluang (Opportunity)
a.
Kuatnya
budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan Usaha masyarakat dalam mempertahankan
budaya daerah agar dapat memperkokoh budaya bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan.
b.
Kemajuan
pariwisata, Budaya daerah Indonesia sering kali menarik perhatian para turis
mancanegara. Ini dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa
bagi negara.
c.
Dalam
masa era-globalisasi yang ada, dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk
memperkenalkan kebudayaan bangsa lain yang tidak dapat dijangkau kepada
masyarakat agar mereka pun dapat mengenalnya.
d.
Mulai
diperkenalkannya kebudayaan kepada generasi penerus melalui pendidikan yang
ada. Sehingga kebudayaan yang dimiliki oleh setiap bangsa negara atau daerah
mulai diperkenalkan kepada generasi penerus mulai sejak dini.
2.4 Tantangan / Hambatan (Threats)
a. Peluang kebudayaan-kebudayaan luar
yang negative sangat besar untuk ditiru, karena ini juga dengan bersamaannya
teknologi-teknologi khususnya teknologi informasi yang berkembang pesat.
b. Hampir sedikit masyarakat yang
mengenal kebudayaan daerahnya masing-masing, sehingga lambat-laun kebudayaan
local akan sedikit dikenal oleh generasi berikutnya.
c. Masuknya
budaya Barat ke Indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis
globalisasi yang meracuni Indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat
dan menyangkut berbagai bidang kehidupan.
d. Bangsa
Indonesia mestinya dapat menjadikan rasa patriotisme/nasionalisme sebagai
semangat terhadap pembangunan bangsa dalam semua aspek kehidupan, mulai dari
semangat pendidikan, semangat pengembangan ekonomi nasional, semangat
pengembangan teknologi dan sebagainya sehingga semangat nasionalisme ini
menjadi dasar semua nafas dan gerak masyarakat Indonesia tidak ada yang
menyimpang dari semangat nasionalisme Indonesia. Serta tidak dipengaruhi oleh westernisasi
dan lainnya.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1Kesimpulan
a.
keberadaan seni budaya tradisi yang
selama ini ter-. jaga akan semakin lestari dan berkembang manakala komunitas
yang menjaganya tetap eksis. Karena tanpa didukung oleh ko-munitas-komunitas
seni budaya yang mumpuni, keberadaan seni budaya tersebut lambat laun akan
hilang dengan sendirinya. mereka memiliki potensi, bukan hanya potensi seni dan
budaya yang masing-masing mereka bawa dari daerah, tetapi juga potensi
kebersamaan dan kekompakan. karena tumbuhnya kebersamaan di antara sesama anggota
komunitas, tidak hanya mampu menciptakan rasa toleransi, juga merasakan
sependeritaan dan sepenanggungan sebagai sesama orang daerah. Lebih dari itu,
juga akan mampu menciptakan suatu karya. Saat ini, tidak jarang bangsa.yang
minim kreativitas dengan kekuatan tertentu bisa mengklaim produk seni budaya
tertentu, apalagi bila itu didukung dengan ketentuan internasional.
b.
Disadari sepenuhnya bahwa Indonesia
memiliki kebudayaan yang sangat majemuk sekali. Kekayaan kebudayaan ini terkait
dengan masalah kesuku bangsaan dan kebudayaan-kebudayaan yang tumbuh akibat
akulturasi dan berbagai proses hubungan dinamis manusia dan lingkungannya,
sehingga kekayaan kebudayaan Indonesia menjadi sangat majemuk.
c.
Kekayaan kebudayaan ini sendiri perlu
dilestarikan dalam arti yang dinamis, sesuai dengan perkembangan manusianya dan
kebudayaan itu sendiri. Untuk melestarikan dinamis ini, hingga saat ini kita
belum memiliki peta kebudayaan Indonesia dan Data kebudayaan Indonesia yang
reliable. Untuk melestarikan, dalam arti melindungi, mengembangkan dan
memanfaatkan kebudayaan tersebut, kita harus mempunyai data yang lengkap dan
akurat. Sejauh mana data yang kita miliki tentang kekayaan kebudayaan kita? Ini
merupakan pertanyaan yang sangat penting dan susah untuk dijawab, stidaknya sampai
saat ini.
d.
Kebanggan sebagai bangsa tak lepas dari
kekuatan pemikiran. Jika tidak pernah ada rangsangan dan gairah menyala-nyala
atas tradisi berpikir kebudayaan, kita tidak akan pernah menemukan letak
kebanggaan itu dan tanpa sadar melarutkan diri ke tengah pusaran negativitas
globalisasi, menjadi bangsa inlander kembali. Maka untuk berakar secara kuat
pada budaya sendiri, pemerintah perlu membuat inventarisasi seluruh seni dan
budaya secara serius yang kemudian diteruskan pada lembaga atau instansi terkait,
merampingkan dan memudahkan proses birokrasi untuk memperoleh hak patent atas
karya seni yang dihasilkan dengan kemampuan sendiri sehingga kita tidak perlu
ragu melainkan secara tegas, dan berani menuntut kembali milik kita yang
diklaim secara sepihak oleh pihak asing.
3.2Rekomendasi
a.
Pengalaman nyata dari para pelaku seni
dan budaya serta organisasi yang bergerak dalam wilayah seni dan budaya di
Daerah menunjukkan bahwa sangat dibutuhkan pola-pola pengembangan kualitas dan
kapasitas teknis demi menjaga keberlangsungan partisipasi aktif dalam
mengkreasikan keragaman seni dan budaya praktis. Keprihatinan tetap ada untuk
mengefektifkan apa yang telah mendapat dukungan pemerintah, terutama sekali
dalam konteks perubahan struktur sebuah organisasi seni dan budaya yang
bersifat dinamis dalam konteks yang disesuaikan dengan kebutuhan local namun
berwawasan global dan pencitraan baru dari pengalaman selama ini yang
menunjukkan perbedaan antara pendapat masyarakat dengan pemerintah mengenai khasanah
seni dan budaya daerah
b.
Untuk meningkatkan kompetensi sumber
daya manusia pengelola budaya, salah satu hal yang dilakukan adalah dengan
jalur pendidikan bagi pemangku kepentingan, baik bagi pihak pemerintah,
masyarakat dan pihak-pihak yang terkait dengan budaya itu sendiri. Pendidikan
ini tidak hanya berdampak bagi peningkatan kompetensi sumber daya manusianya,
tetapi juga membangun kreatifitas yang berdampak pada pengembangan sumber daya
budaya itu sendiri, sehingga mampu mewujudkan jati diri dan ‘bersaing’ dalam
system global.
c.
Selain peningkatan kapasitas dan
kemampuan mengelola kebudayaan, pendidikan seni juga harus situmbuh kembangkan
di sektor-sektor formal melalui pendidikan budaya, baik pelajaran tentang
budaya itu sendiri serta penanaman nilai-nilai seni itu melalui jalur
pendidikan formal. Penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan akan
lebih efektif ditanamkan lewat jalur pendidikan. Oleh sebab itu, ke depan
sektor pendidikan akan menjadi primadona untuk melakukan berbagai peningkatan
(kompetensi, pengetahuan, apresiasi, dll) masyarakat terhadap kekayaan budaya
Indonesia. Beberapa hal yang akan dilakukan sinergi dengan instansi terkait,
yaitu dengan bidang pendidikan adalah dalam pelaksanaan:
1. Optimalisasi
Pendidikan Kebudayaan di sekolah-sekolah formal, maupun informasi
2. Bersinergi
merancang kurikulum untuk mewujudkan Paradigma Pendidikan Seni yang berwawasan
Indonesia
3. Menggali
Pola Alternatif Pendidikan Seni Berbasis Tradisi Indonesia;
4. Peningkatan
Apresiasi Terhadap Sejarah Seni di Tanah Air;
5. Mengembangkan
tradisi kritik dan riset Seni;
6. Perluasan
Pendidikan Formal Seni untuk Kawasan Timur Indonesia.
d.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberdayaan kebudayaan masyarakat selain masyarakatnya itu sendiri adalah
1. perlunya
dukungan media massa (cetak dan elektronik)
2. Peningkatan
peran media massa
3. Peningkatan
komodifikasi dan substansi seni dalam berbagai bidang
4. Membuka
akses seluas-luasnya berekspresi dan mengeksplorasi seni yang bersumber dari
seni tradisional maupun seni urban;
5. Mengembangkan
penguatan kebudayaan tradisional dengan pemanfaatan kebudayaan-kebudayaan
popular (Popular culture) yang lebih mandiri;
6. Pengembangan
Industri Seni (Budaya) di masyarakat terkait ekonomi gelombang ke empat
(kreatif ekonomi)
7. Lomba
dan Memberikan Anugerah Seni (pelaku seni dan pemerhati seni).
3.3Referensi
http://www.google.com/search?q=kekurangan+budaya+daerah&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a#sclient=psy&hl=en&client=firefox-a&hs=ke1&rls=org.mozilla:en-US%3Aofficial&source=hp&q=kekurangan+budaya+dan+seni+daerah&aq=f&aqi=&aql=&oq=kekurangan+budaya+dan+seni+daerah&gs_rfai=&psj=1&fp=9f2370386c77b788
http://xeanexiero.blogspot.com/2010/06/kesenian-indonesia-dan-tantangan-ke.html
http://www.google.com/search?q=kekurangan+budaya+daerah&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a#sclient=psy&hl=en&client=firefox-a&hs=ke1&rls=org.mozilla:en-US%3Aofficial&source=hp&q=kekurangan+budaya+dan+seni+daerah&aq=f&aqi=&aql=&oq=kekurangan+budaya+dan+seni+daerah&gs_rfai=&psj=1&fp=9f2370386c77b788
http://xeanexiero.blogspot.com/2010/06/kesenian-indonesia-dan-tantangan-ke.html