TUGAS SOFTSKILL EKONOMI KOPERASI
MENGAPA KOPERASI TIDAK BERKEMBANG DAN MAJU SECARA SIGNIFIKAN
PENYUSUN :
AISYAH NURROHMAH
NPM : 10211482
KELAS : 2EA27
PENDAHULUAN
Koperasi dapat diartikan sebagai proses perubahan yang
menyangkut kehidupan perkoperasian Indonesia guna mencapai kesejahteraan
anggotanya. Tujuan pembangunan koperasi di Indonesia adalah menciptakan keadaan
masyarakat khususnya anggota koperasi agar mampu mengurus dirinya sendiri (self
help).
Namun koperasi di Indonesia selama setengah abad lebih kemerdekaannya,
tidak menunjukkan perkembangan yang menggembiarkan. Koperasi tidak tampak di
permukaan sebagai “bangun perusahaan” yang kokoh dan mampu sebagai landasan
(fundamental) perekonomian, serta dalam sistem ekonomi Indonesia, koperasi
berada pada sisi marjinal.
Upaya pemulihan ekonomi koperasi tetap dalam posisi yang termarjinalkan.
Pemerintah sering bersuara lantang untuk memberdayakan koperasi, tetapi tetap
saja koperasi tidak terlihat peranan yang signifikan dalam menyumbang
perekonomian Indonesia. Yang berkembang hanyalah kuantitas koperasi dan tidak
terlihat perbaikan kualitasnya, baik mikro maupun makro ekonomi.
Perkembangan koperasi masih menghadapi masalah-masalah
baik di bidang kelembagaan maupun di bidang usaha koperasi itu sendiri.
Masalah-masalah tersebut dapat bersumber dari dalam koperasi sendiri maupun
dari luar. Masalah kelembagaan koperasi juga dapat dikelompokkan dalam masalah
intern maupun masalah ekstern. Masalah intern mencakup masalah keanggotaan,
kepengurusan, pengawas, manajer, dan karyawan koperasi. Sedangkan masalah
ekstern mencakup hubungan koperasi dengan bank, dengan usaha-usaha lain, dan
juga dengan instansi pemerintah.
DARI SISI KELEMBAGAAN KOPERASI
A. Masalah Internal :
1. Keanggotaan dalam Koperasi
Keadaan keanggotaan ditinjau dari segi kuantitas tercermin dari jumlah
anggota yang semakin lama semakin berkurang. Masalahnya kenggotaan koperasi
yang ada sekarang belum menjangkau bagian terbesar dari masyarakat. Ditinjau
dari segi kualitas masalah keaggotaan koperasi tercermin dalam :
a) Tingkat pendidikan mereka yang pada umumnya masih
rendah
b) Ketrampilan dan keahlian yang dimiliki oleh para
anggota terbatas
c) Sebagian dari anggota belum menyadari hak dan
kewajiban mereka sebagai anggota. Kebanyakan anggota koperasi belum menyadari
bahwa koperasi merupakan suatu wadah usaha yang dimaksudkan untuk meningkatkan
kegiatan ekonomi dan kesejahteraan mereka. Sebaiknya dalam kelompok tersebut
harus ada tokoh yang berfungsi sebagai sebagai penggerak organisatoris untuk
menggerakkan koperasi kearah sasaran yang benar.
d) Partisipasi mereka dalam kegiatan organisasi juga
masih harus ditingkatkan. Apabila suatu koperasi mengadakan Rapat Anggota
Tahunan (RAT) banyak anggotanya yang tidak hadir. Akibatnya keputusan-keputusan
yang dihasilkan tidak mereka rasakan sebagai keputusan yang mengikat.
e) Banyaknya anggota yang tidak mau bekerjasama dan
mereka juga memiliki banyak utang kepada koperasi, hal ini menyebabkan modal yang
ada dikoperasi semakin berkurang.
1
2. Pengurus Koperasi
Dalam hal kepengurusan juga dihadapi kelemahan-kelemahan yang sama. masalah
yang menjadi penghambat berkembangnya koperasi dari sisi pengurus adalah :
a) Pengetahuan , ketrampilan, dan kemampuan anggota
pengurusnya masih belum memadai
b) Pengurus belum mampu melaksanakan tugas mereka dengan
semestinya.
c) Pengurus kurang berdedikasi terhadap kelangsungan
hidup koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas,
manajer belum berjiwa koperasi sehingga harus diperbaiki lagi.
d) Pengurus kadang-kadang tidak jujur
e) Masih ada koperasi yang anggota pengurusnya kurang
berusaha untuk menigkatkan pengetahuan dan ketrampilannya. Kursus-kursus yang
diselenggarakan untuk pengurus koperasi sering tidak mereka hadiri.
f) Dalam kepengurusan koperasi sampai saat ini masih
belum ada pembagian tugas yang jelas.
g) Pengurus koperasi kebanyakan yang sudah lanjut usia
dan para tokoh masyarakat yang sudah memiliki jabatan ditempat lain, sehingga
perhatiannya terhadap koperasi berkurang.
h) Pegurus masih belum mampu berkoordinasi dengan
anggota, manajer, pengawas, dan instansi pemerintah dengan baik
3. Pengawas Koperasi
Anggota dari badan pengawas koperasi banyak yang belum berfungsi.
Hal ini di disebabkan oleh :
a) Kemampuan anggoota pengawas yang belum memadai,
terlebih jika dibandingkan dengan semakin meningkatnya usaha koperasi
b) Di pihak lain, pembukuan koperasi biasanya belum
lengkap dan tidak siap untuk diperiksa.
c) Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas koperasi
sekunder dan kantor koperasi juga belum banyak membantu perkembangan kemampuan
anggota pengawas ataupun peningkatan pembukuan koperasi. Pemeriksaan yang
mereka lakukan terutama mengarah pada kepentingan permohonan kredit.
B. Masalah Eksternal
Iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan kehendak
anggota koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang belem jelas dan efektif
untuk koperasi, sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.
Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang sama dengan
koperasi.
Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat dan
masih banyaknya masyarakat yang tidak mempercayai koperasi.
DARI SISI BIDANG USAHA KOPERASI
Masalah usaha koperasi dapat digambarkan sebagai berikut. Ada koperasi yang
manajer dan karyawannya belum memenuhi harapan. Di antara mereka ada yang belum
dapat bekerja
2
secara profesional, sesuai dengan peranan dan tugas operasi yang telah
ditetapkan. Masih ada administrasi koperasi yang belum menggunakan
prinsip-prinsip pembukuan dengan baik. Sistem informasi majemen koperasi mesih
belum berkembang sehingga pengambilan keputusan belum didukung dengan informasi
yang cukup lengkap dan dapat diandalkan.
Di samping itu masih ada manajer yang kurang mempunyai kemampuan sebagai
wirausaha. Di antara mereka bahkan masih ada yang kurang mampu untuk menyusun
rencana, program, dan kegiatan usaha. Padahal mereka harus memimpin dan
menggerakkan karyawan untuk melaksanakan rencana, program, dan kegiatan usaha
yang ditentukan. Penilaian terhadap keadaan serta mengadakan penyesuaian
rencana, program, dan kegiatan usaha setiap kali ada perkembangan dalam keadaan
yang dihadapainya.
Dari sisi produksi, koperasi sering mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan baku. Salah satu bahan baku pokok yang sulit diperoleh adalah modal. Dalam hal kualitas, output koperasi tidak distandardisasikan, sehingga secara relatif kalah dengan output industri besar. dalam banyak kasus, output koperasi (dan UKM) tidak memiliki keunggulan komparatif sehingga sulit untuk dipasarkan.
Secara umum koperasi harus menghadapi kelemahannya sebagai berikut :
Pembinaan hubungan antara alat perlengkapan koperasi, khususnya antara
pengurus dan manajer, yang masih perlu ditingkatkan. Hal ini antara lain
mengingat perlunya koordinasi yang mantab dan pembagian tugas serta tanggung
jawab yang jelas. Harus dihindarkan apabila ada pengurus yang mengambil
wewenang manajer melaksanakan tugas operasional.
Kebijaksanaan dan program kerja koperasi masih
cenderung timbul sebagai prakarsa pemerintah. Program-program yang diarahkan
untuk memenuhi kebutuhan anggota masih ada yang belum sepenuhnya dipadukan
dengan program-program yang timbul dari prakarsa pemerintah. Keputusan koperasi
yang mandiri masih belum dapat berkembang.
Organisasi tingkat sekunder, seperti Pusat Koperasi dan Induk koperasi,
tampak belum sepenuhnya dapat memberikan pelayanan kepada koperasi primer,
khususnya meningkatkan kemampuan dalam bidang organisasi, administrasi, dan
manjemen.
Kerja sama koperasi dan lembaga non-koperasi telah ada yang berlangsung
atas landasan saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Tetapi, apabila
kurang hati-hati dalam membinannya ada kerjasama yang cenderung mengarah pada
hilangnya kemandirian koperasi.
Kemampuan pemupukan modal usaha yang bersumber dari
anggota dan hasil usaha koperasi, walaupun cukup memadai perkembangannya namun
ternyata masih sangat terbatas.
Dalam usaha memperoleh kredit dari bank, koperasi masih menghadapi
kesulitan untuk memenuhi persyaratanyang ditentukan. Demikianlah, maka
pemupukan modal koperasi walaupun cepat perkembangannya hasilnya masih terbatas
juga.
Keterpaduan gerak, pengertian, pembinaan, dan pengawasan terhadap gerakan
koperasi dari berbagai instansi masih perlu ditingkatkan.
Masalah lain yang dihadapi dalam pelaksanaan pembinaan koperasi pada
tingkat perkembangan seperti sekarang ini adalah masih kurangnya petugas
pembina koperasi, baik dalam jumlah maupun mutunya.
Masalah permodalan, penguasaan teknologi, akses informasi, permasalahan
pemasaran, dan perlindungan hukum.
Kurangnya dana sehingga fasilitas-fasilitas yang sudah ada tidak dirawat,
hal ini menyebabkan koperasi tertinggal karena kemajan teknologi yang sangat
cepat.
3
KUNCI PEMBANGUNAN KOPERASI
Menurut Ace Partadiredja dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada,
faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan koperasi Indonesia adalah rendahnya
tingkat kecerdasan masyarakat Indonesia.
Menurut Baharuddin faktor penghambat dalam pembangunan koperasi adalah
kurangnya dedikasi pengurus terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti
bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, dan manajer belum berjiwa
koperasi sehingga masih perlu diperbaiki lagi.
Prof. Wagiono Ismangil berpendapat bahwa faktor penghambat kemajuan
koperasi adalah kurangnya kerja sama di bidang ekonomi dari masyarakat kota.
Kerja sama di bidang sosial (gotong royong) memang sudah kuat, tetapi kerja
sama di bidang usaha dirasakan masih lemah, padahal kerja sama di bidang
ekonomi merupakan faktor yang sangat menentukan kemajuan lembaga koperasi.
Ketiga masalah di atas merupakan inti dari masalah manajemen koperasi dan
merupakan kunci maju atau tidaknya koperasi di Indonesia. Untuk meningkatkan
kualitas koperasi, diperlukan keterkaitan timbal balik antara manajemen
profesional dan dukungan kepercayaan dari anggota. Mengingat tantangan yang
harus dihadapi koperasi pada waktu yang akan datang semakin besar, maka
koperasi perlu dikelola dengan menerapkan manajemen yang profesional serta
menetapkan kaidah efektivitas dan efisiensi. Untuk keperluan ini, koperasi dan
pembina koperasi perlu melakukan pembinaan dan pendidikan yang lebih intensif
untuk tugas-tugas operasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, apabila belum
mempunyai tenaga profesional yang tetap, dapat dilakukan dengan bekerja sama
dengan lembaga-lembaga pendidikan yang terkait.
Dekan Fakultas Administrasi Bisnis universitas Nebraska Gaay Schwediman,
berpendapat bahwa untuk kemajuan koperasi maka manajemen tradisional perlu
diganti dengan manajemen modern yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a) semua anggota diperlakukan secara adil,
b) didukung administrasi yang canggih,
c) koperasi yang kecil dan lemah dapat bergabung (merjer)
agar menjadi koperasi yang lebih kuat dan sehat,
d) pembuatan kebijakan dipusatkan pada sentra-sentra yang
layak,
e) petugas pemasaran koperasi harus bersifat agresif
dengan menjemput bola bukan hanya menunggu pembeli,
f) kebijakan penerimaan pegawai didasarkan atas
kebutuhan, yaitu yang terbaik untuk kepentingan koperasi,
g) manajer selalu memperhatikan fungsi perencanaan dan
masalah yang strategis,
h) memprioritaskan keuntungan tanpa mengabaikan pelayanan
yang baik kepada anggota dan pelanggan lainnya,
i)
perhatian
manajemen pada faktor persaingan eksternal harus seimbang dengan masalah
internal dan harus selalu melakukan konsultasi dengan pengurus dan pengawas
j)
keputusan usaha
dibuat berdasarkan keyakinan untuk memperhatikan kelangsungan organisasi dalam
jangka panjang,
k) selalu memikirkan pembinaan dan promosi karyawan,
l)
pendidikan
anggota menjadi salah satu program yang rutin untuk dilaksanakan.
4
PERMASALAHAN UMUM DAN SOLUSINYA
Masalah yang dihadapi koperasi akan semakin meluas
jika tidak ditangani sesegera mungkin. Sebelum melakukan tindakan pemecahan
masalah langkah awal yang harus kita lakukan adalah menganalisa penyebab
terjadinya masalah. Setelah kita mengetahui akar permasalahannya dimana barulah
kita dapat melakukan langkah konkrit yang diharapkan dapat memecahkan masalah
yang sedang dihadapi. Dalam penyelesaian masalah ini dibutuhkan keterlibatan
semua elemen masyarakat baik pemerintah dan masayarakat itu sendiri.
Berikut ini masalah yang dihadapi koperasi secara umum dan cara mengatasi
permasalahan tersebut , yaitu :
1. Koperasi jarang peminatnya
Koperasi jarang peminatnya dikarenakan ada pandangan
yang berkembang dalam masyarakat bahwa koperasi adalah usaha bersama yang
diidentikkan dengan masyarakat golongan menengah ke bawah. Dari sinilah perlu
adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang koperasi. Dengan adanya
sosialisasi diharapkan pengetahuan masyarakat tentang koperasi akan bertambah.
Masyarakat dapat mengetahui bahwa sebenarnya koperasi merupakan ekonomi rakyat
yang dapat menyejahterakan anggotanya. Sehingga mereka berminat untuk bergabung.
2. Kualitas Sumber Daya yang terbatas
Koperasi sulit berkembang disebabkan oleh banyak
faktor, yaitu bisa disebabkan Sumber Daya Manusia yang kurang. Sumber daya
manusia yang dimaksud adalah pengurus koperasi. Seperti yang sering dijumpai,
pengurus koperasi biasanya merupakan tokoh masyarakat sehingga dapat dikatakan
rangkap jabatan, kondisi seperti inilah yang menyebabkan ketidakfokusan
terhadap pengelolaan koperasi itu sendiri. Selain rangkap jabatan biasanya
pengurus koperasi sudah lanjut usia sehingga kapasitasnyaterbatas.
Perlu dilakukan pengarahan tentang koperasi kepada generasi muda melalui pendidikan agar mereka dadat berpartisipasi dalam koperasi.Partisipasi merupakan faktor yang penting dalam mendukung perkembangan koperasi. Partisipasi akan meningkatkan rasa tanggung jawab sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif.
Perlu dilakukan pengarahan tentang koperasi kepada generasi muda melalui pendidikan agar mereka dadat berpartisipasi dalam koperasi.Partisipasi merupakan faktor yang penting dalam mendukung perkembangan koperasi. Partisipasi akan meningkatkan rasa tanggung jawab sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif.
3. Banyaknya pesaing dengan usaha yang sejenis
Pesaing merupakan hal yang tidak dapat dielakkan lagi,
tetapi kita harus mengetahui bagaimana menyikapinya. Bila kita tidak peka
terhadap lingkungan (pesaing) maka mau tidak mau kita akan tersingkir. Bila
kita tahu bagaimana menyikapinya maka koperasi akan survive dan dapat
berkembang.
Dalam menanggapi pesaing kita harus mempunyai trik – trik khusus, trik – trik/ langkah khusus tersebut dapat kita lakukan dengan cara melalui harga barang/jasa, sistem kredit dan pelayanan yang maksimum. Mungkin koperasi sulit untuk bermain dalam harga, tapi hal ini dapat dilakukan dengan cara sistem kredit, yang pembayarannya dapat dilakukan dalam waktu mingguan ataupun bulanan tergantung perjanjian. Dengan adanya hal seperti ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat untuk menjadi anggota.
5
4.
Keterbatasan
Modal
Pemerintah
perlu memberikan perhatian kepada koperasi yang memang kesulitan dalam masalah
permodalan. Dengan pemberian modal koperasi dapat memperluas usahanya sehingga
dapat bertahan dan bisa berkembang. Selain pemerintah, masyarakat merupakan
pihak yang tak kalah pentingnya, dimana mereka yang memiliki dana lebih dapat
menyimpan uang mereka dikoperasi yang nantinya dapat digunakan untuk modal
koperasi.
5. Partisipasi anggota
Sebagai anggota dari koperasi seharusnya mereka
mendukung program-program yang ada di koperasi dan setiap kegiatan yang akan
dilakukan harus melalui keputusan bersama dan setiap anggota harus mengambil
bagian di dalam kegiatan tersebut.
6. Perhatian pemerintah
Pemerintah harus bisa mengawasi jalannya kegiatan
koperasi sehingga bila koperasi mengalami kesulitan, koperasi bisa mendapat
bantuan dari pemerintah, misalnya saja membantu penyaluran dana untuk
koperasi.Akan tetapi pemerintah juga jangan terlalu mencampuri kehidupan
koperasi terutama hal-hal yang bersifat menghambat pertumbuhan koperasi.
Pemerintah hendaknya membuat kenijakan-kebijakan yang dapat membantu perkembangan
koperasi.
7. Manajemen koperasi
Dalam pelaksanaan koperasi tentunya memerlukan
manajemen, baik dari bentuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan. Karena hal ini sangat berfungsi dalam pengambilan keputusan tetapi
tidak melupakan partisipasi dari anggota.
KESIMPULAN
Apabila semua kegiatan koperasi bisa dijalankan dengan baik dan setiap
anggota mau mengambil bagian di dalam kegiatan koperasi serta perhatian
pemerintah dapat memberikan motifasi yang baik, koperasi pasti dapat berjalan
dengan lancar.
6