Makalah perilaku konsumen ( pengaruh individu terhadap perilaku konsumen ).doc by Aisyah Nurrohmah
Minggu, 19 Januari 2014
Jumat, 17 Januari 2014
Kamis, 16 Januari 2014
Pengaruh Situasi Terhadap Perilaku Konsumen
Nama : Aisyah Nurrohmah
NPM : 10211482
Kelas : 3 EA 27
Tugas : Ke 8
Dosen : Tomy Adi Sumiarso
PENGARUH SITUASI TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
1. Tipe – Tipe Situasi Konsumen
a.
SITUASI
KOMUNIKASI
Situasi Komunikasi adalah suasana
atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi.
Lingkungan informasi mengacu pada keseluruhan jajaran data yang berkaitan
dengan produk yang tersedia bagi konsumen. Sifat lingkungan informasi akan
menjadi determinan penting dari perilaku pasar ketika konsumen terlibat didalam
semacam bentuk pengambilan keputusan non kebiasaan. Sebagian dari karakteristik
lingkungan yang utama mencakupi ketersediaan informasi, jumlah beban informasi,
dan cara dimana informasi disajikan dan diorganisasikan.
Kesediaan informasi sangat penting.
Tidak adanya informasi mengenai kinerja dari merek yang bersaing mengenai
beberapa sifat akan menghalangi pemakaian informasi tersebut selama pengambilan
keputusan. Ketersediaan informasi kadang akan bergantung kepada kemampuan
konsumen mendapatkan kembali informasi dari ingatan. Konsumen mungkin memperoleh
informasi melalui :
-
Komunikasi
Lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga
-
Komunikasi
non pribadi, seperti iklan TV, radio, internet, koran, majalah, poster,
billboard, brosur, leaflet dsb.
-
Informasi
diperoleh langsung dari toko melalui promosi penjualan, pengumuman di rak dan
di depan toko.
b.
SITUASI
PEMBELIAN
Situasi Pembelian adalah lingkungan
atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi
pembelian akan mempengaruhi pembelian Misal: Ketika Konsumen berada di bandara,
ia mungkin akan bersedia membayar sekaleng Coke berapa saja harganya ketika
haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja Coke di swalayan dan mendapatkan harganya
relatif lebih mahal, ia mungkin sangat sensitif terhadap harga. Konsumen tsb
mungkin akan menunda pembelian Coke dan mencari di tempat lain. Tiga tipe situasi pembelian :
-
Straight
rebuy : pembelian dilakukan secara teratur seperti yang sudah dilakukan
sebelumnya, tanpa modifikasi.
-
Modified
rebuy : pembelian dengan melakukan modifikasi (perubahan) spesifikasi produk,
harga persyaratan pengantaran dan syarat-syarat lainnya
-
New
task : pembelia membeli produk jasa untuk pertama kali. Disini dibutuhkan lebih
banyak informasi, lebih banyak orang terlibat dan waktu yang lebih panjang
untuk membuat keputusan.
c.
SITUASI
PEMAKAIAN
Situasi Pemakaian disebut juga
situasi penggunaan produk dan jasa merupakan situasi atau suasana ketika
konsumsi terjadi. Konsumen seringkali memilih suatu produk karena pertimbangan
dari situasi konsumsi. Misal: Konsumen Muslim sering memakai kopiah dan pakaian
takwa pada saat sholat atau pada acara keagamaan. Kebaya akan dipakai kaum
wanita pada acara pernikahan atau acara resmi lainya, dan jarang digunakan
untuk pergi bekerja Para Produsen sering menggunakan konsep situasi pemakaian
dalam memasarkan produknya, produk sering diposisikan sebagai produk untuk
digunakan pada situasi pemakaian tertentu. Misalnya, ada pakaian resmi untuk ke
pesta, pakaian olahraga, pakaian untuk kerja, pakaian untuk santai dan
berolahraga.
2.
Interaksi Individu Dengan Situasi
Situasi
konsumen meningkat bila selang waktu sejak saat makan mereka bertambah. Muncul
untuk konsumen yang kelebihan berat. Dengan demikian, pengaruh situasi dari
waktu sejak saat makan mereka yang terkhir bergantung kepada jenis konsumen.
Ide bahwa konsumen tidak homogen dalam respons mereka terhadap factor situasi memilki implikasi penting untuk pemasangan pasar. Karena konsumen yang berbeda mungkin mencari mafaat produk yang berbeda, yang dapat berubah melintasi situasi pemakaian yang berbeda.
Ide bahwa konsumen tidak homogen dalam respons mereka terhadap factor situasi memilki implikasi penting untuk pemasangan pasar. Karena konsumen yang berbeda mungkin mencari mafaat produk yang berbeda, yang dapat berubah melintasi situasi pemakaian yang berbeda.
3.
Pengaruh Situasi Yang Tidak Terduga
Situasi
tidak terduga dapat menjadi pemicu seseorang untuk membeli suatu
barang. Pemasar kadang bertanya kepada konsumen tearget mengenai maksud
pembelian mereka untuk meramalkan permintaan produk pada masa datang. Walaupun
maksud pembelian dapat bersifat prediktif mengenai perilaku masa datang, satu
ancaman besar terhadap daya persfektif mereka adalah gangguan yang disebabkan
oleh pengaruh situasi yang tak terduga. Sebagai contoh Seorang konsumen mungkin
sepenuhnya mengantisipasikan pembelian merek kripik kentang tertentu selama
kunjungan yang berikutnya ke toko makanan.
Namun,
maksud pembelian ini mungkin tidak terpenuhi bila produk tersebut habis atau
bila ada merek lain dengan kualitassama dijual disana. Sebaliknya, seorang
konsumen mungkin tidak berminat untuk membeli berikunya mungkin terjadi karena
semacam kejadian yang tidak diantisipasikan .
Misalnya
mahasiswi yang akan mengikuti ujian dan lupa membawa bolpoin dan pensil, maka
secara otomatis dia akan membeli dulu bolpoin dan pensil sebelum mengikuti
ujian tersebut.
Proses Keputusan Pembelian Oleh Konsumen
Nama : aisyah nurrohmah
NPM : 10211482
Kelas : 3 EA 27
Tugas : ke 2
Dosen : Tomy Adi Sumiarso
Kepribadian, nilai dan gaya hidup
NAMA : AISYAH NURROHMAH
NPM : 10211482
KELAS : 3 EA 27
TUGAS : KE 4
DOSEN : TOMY ADI SUMIARSO
KEPRIBADIAN, NILAI, DAN GAYA HIDUP
1. Kepribadian
Kepribadian
adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, temparmen, ciri-ciri kas dan
prilaku seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud
dalam tindakan seseorang jika di hadapkan pada situasi tertentu. Setiap orang
mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau berlaku terus menerus secara
konsisten dalam menghadapai situasi yang di hadapi, sehingga menjadi ciri khas
pribadinya.
2. Nilai-Nilai Individu
Nilai
(value) merupakan kata sifat yang selalu terkait dengan benda, barang, orang
atau hal-hal tertentu yang menyertai kata tersebut. Nilai adalah sebuah konsep
yang abstrak yang hanya bisa dipahami jika dikaitkan dengan benda, barang,
orang atau hal-hal tertentu. Pengkaitan nilai dengan hal-hal tertentu itulah
yang menjadikan benda, barang atau hal-hal tertentu dianggap memiliki makna
atau manfaat.
a.
Peran Nilai
Dalam bidang studi perilaku
organisasi memahami nilai-nilai personal karyawan bukan merupakan pilihan
melainkan menjadi keharusan bagi para manajer karena nilai-nilai personal
merupakan landasan untuk memahami sikap dan perilaku karyawan. Ketika seseorang
bergabung dengan sebuah organisasi, Ia juga membawa serta nilai-nilai
personalnya. Artinya, seseorang telah memiliki kriteria mana yang seharusnya
dan mana yang tidak seharusnya; mana yang baik dan mana yang buruk; mana yang
benar dan mana yang dianggap salah. Dengan kata lain, setiap orang yang
bergabung dengan sebuah organisasi pasti tidak pernah bebas nilai (value free)
sehingga dalam menjalankan pekerjaannya seseorang lebih memilih prilaku atau
outcome tertentu yang sesuai dengan tata nilainya dibandingkan dengan perilaku
atau outcome lainnya. Hal ini bisa diartikan pula bahwa dalam batas-batas
tertentu nilai personal seseorang seringkali membatasi seseorang untuk
bertindak obyektif atau rasional.
b.
Tipe Nilai
Jika Rokeach membedakan nilai
menjadi dua – terminal dan instrumental value, Allport dan teman-teman membuat
kategorisasi nilai dengan cara berbeda, yaitu:
1.
Nilai teoritik. Nilai-nilai teoritik
memberi tempat yang sangat tinggi terhadap upaya mencari kebenaran (discovery
of truth) melalui pendekatan kritis dan rasional.
2.
Nilai ekonomik. Menekankan pentingnya
nilai guna dan kepraktisan
3.
Nilai estetika. Memberi penghargaan yang
tinggi terhadap bentuk dan harmoni
4.
Nilai sosial. Memberi perhatian yang
tinggi terhadap kepentingan masyarakat
5.
Nilai politik. Memperoleh kekuasaan
(power) dan mampu mempengaruhi banyak orang merupakan indikator dari nilai
politik
6.
Nilai religi. Menjunjung tinggi
aturan-aturan agama
c.
Konflik Nilai
Organisasi adalah tempat bertemunya
berbagai macam konsep nilai – nilai masyarakat (societal values), nilai institusi
(institutional values), nilai organisasi (organizational values), nilai kerja
(work values), nilai profesi (professional values) dan nilai personal (personal
values). Akibat langsung dari bertemunya konsep nilai tersebut adalah
kemungkinan terjadinya perbedaan antara satu konsep nilai dengan konsep nilai
yang lain. Oleh karena itu konflik nilai sering tidak bisa dihindarkan. Tiga
diantaranya akan mendapat perhatian pada KB ini yaitu intrapersonal conflict,
interpersonal conflict, dan konflik antara nilai individu dengan nilai
organisasi. Ketiga jenis konflik nilai ini masing-masing bersumber pada diri
orang tersebut, hubungan antar manusia dan hubungan antara person dengan
organisasi.
3. Konsep Gaya Hidup Dan Pengukurannya
Gaya hidup adalah konsep yg lebih baru
dan lebih mudah terukur dibandingkan kepribadian Beberapa definisi gaya hidup menurut beberapa
pakar adalah sebagai berikut :
a. Gaya hidup didefinisikan sebagai
pola dimana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya (Engel, Blackwell dan
Miniard, 1995).
- Gaya hidup mencerminkan pola konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang bagaimana ia menggunakan waktu dan uang (Solomon, 1999)
Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana
seseorang memilih untuk menggunakan waktu, uang dan energi dan merefleksikan
nilai-nilai, rasa, dan kesukaan. Gaya hidup adalah bagaimana seseorang
menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik
individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan
berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan.
Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian.
Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan
uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan
konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik
pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu.
Gaya hidup seringkali digambarkan dengan kegiatan, minat,
dan opini dari seseorang opini dari seseorang. Gaya hidup biasanya tidak
permanen dan cepat berubah. Seseorang mungkin dengan cepat mengganti model dan
merek pakaiannya karena menyesuaikan dengan perubahan hidupnya.
Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi
perilaku pembelian yang ada dalam dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi
atau bahkan mengubah gaya hidup individu tersebut.
Berbagai faktor dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang
diantaranya demografi, kepribadian, kelas sosial, daur hidup dalam rumah
tangga. Kasali (1998) menyampaikan beberapa perubahan demografi Indonesia di
masa depan, yaitu penduduk akan lebih terkonsentrasi di perkotaan, usia akan
semakin tua, melemahnya pertumbuhan penduduk, berkurangnya orang muda, jumlah
anggota keluarga berkurang, pria akan lebih banyak, semakin banyak wanita yang
bekerja, penghasilan keluarga meningkat, orang kaya bertambah banyak, dan pulau
Jawa tetap terpadat.
4.
Pengukuran
Ganda Perilaku Individu
Pengukuran ganda perilaku individu digunakan di dalam
analisis perilaku konsumen.Kepribadian mempunyai efek atas pembelian, namun
gaya hidup memiliki efek yang lebih besar.Tentu saja sumber daya seperti
pendapatan dan waktu juga memberikan efek yang penting. Ancangan elektrik
terhadap gaya hidup adalah yang paling praktis untuk mengembangkan
strategi pemasaran.Tujuannya adalah mengerti konsumen sebaik mungkin.
Selasa, 14 Januari 2014
sumber daya konsumen dan pengetahuan
NAMA : Aisyah Nurrohmah
NPM : 10211482
TUGAS : Ke - 3
DOSEN : Tomy Adi Sumiarso
NPM : 10211482
TUGAS : Ke - 3
DOSEN : Tomy Adi Sumiarso
SUMBER
DAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN
1.
Konsumen
Konsumen yaitu beberapa orang yang menjadi
pembeli atau pelanggan yang membutuhkan barang untuk mereka gunakan atau mereka
konsumsi sebagai kebutuhan hidupnya. Pembangunan dan perkembangan
perekonomian umumnya dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan
nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang dan/atau jasa yang dapat
dikonsumsi.
Di samping itu, globalisasi dan
perdaganan bebas yang didukung oleh kemajuan teknologi telekomunikasi dan
infomatika telah memperluas ruang gerak arus transaksi barang dan/atau jasa
melintasi batas-batas wilayah suatu negara, sehingga barang dan/atau jasa yang,
ditawarkan bervariasi baik produksi luar negeri maupun produksi dalam negeri.
Kondisi yang demikian pada satu
pihak mempunyai manfaat bagi konsumen karena kebutuhan konsumen akan barang dan/atau
jasa yang diinginkan dapat terpenuhi serta semakin terbuka lebar kebebasan
untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan
keinginan dan kemampuan konsumen
·
Sumber Daya Ekonomi
Pengertian
sumber daya ekonomi. Potensi sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan
potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala
sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam
(natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang
dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar
pembangunan (ekonomi) wilayahtingkat ketergantungan terhadap sumberdaya secara
struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain. Misalnya, penggunaan
energi sinar matahari, panas bumi, atau gelombang laut termasuk angin, akan
dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak
dapat diperbarui.
a.
Sumberdaya alam yang tidak dapat
diperbarui (non-renewable or exhaustible resources).
Jenis sumberdaya ini pada dasarnya
meliputi sumberdaya alam yang mensuplai energi seperti minyak, gas alam,
uranium, batubara serta mineral yang non energi seperti misalnya : tembaga,
nikel,aluminium,dll.Sumberdaya alam jenis ini adalah sumberdaya alam dalam jumlah
yang tetap berupa deposit mineral (mineral deposits) diberbagai tempat dimuka
bumi. Sumberdaya alam jenis ini bisa habis baik karena sifatnya yang tidak bisa
diganti oleh proses alam maupun karena proses penggantian alamiahnya berjalan
lebih lamban dari jumlah pemanfaatannya.
b.
sumberdaya alam yang potensial untuk
diperbarui (potentially renewable resources).
Kategori sumberdaya alam ini
tergolong sumberdaya alam yang bisa habis dalam jangka pendek jika digunakan
dan dicemari secara cepat, namun demikian lambat laun akan dapat diganti
melalui proses alamiah misalnya ; pohon-pohon di hutan, rumput di padang
rumput, deposit air tanah, udara segar dan lain-lain Sumberdaya alam ini
keberadaannya harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam kerangka untuk
mendorong, mempercepat dan menunjang proses pembangunan wilayah (daerah). Namun
demikian penting untuk diperhatikan aspek ketersediaan termasuk daya dukungnya
terhadap mobilitas pembangunan daerah, karena apabila sumberdaya alam dengan 3
kategori ini dimanfaatkan dengan tidak bijaksana dan arif maka sudah barang
tentu stagnasi dan kemunduran dinamika pembangunan ekonomi wilayah akan semakin
cepat menjelma atau merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan.
Disamping komponen sumberdaya alam,
pada saat ini peranan sumberdaya manusia (human resources) dalam konteks
kegiatan pembangunan ekonomi termasuk pembangunan ekonomi daerah (wilayah)
semakin signifikan. Faktor sumberdaya manusia ini telah menghadirkan suatu
proses pemikiran baru dalam telaah teori-teori pembangunan ekonomi, yang
menempatkan sumberdaya manusia sebagai poros utama pembangunan ekonomi baik
dalam skala global, nasional maupun daerah.
Strategi pembangunan ekonomi yang
berbasis pada pengembangan sumberdaya manusia (human resources development) dianggap
sangat relevan dan cocok dengan kondisi dan karakter pembangunan ekonomi
terutama di negara-negara berkembang sejak era 80-an.
Strategi pembangunan ini pertama
kali diperkenalkan oleh seorang pakar perencanaan pembangunan ekonomi
berkebangsaan Pakistan yang bernama Mahbub Ul Haq yang pada saat itu menjadi
konsultan Utama United Nation Development Programme (UNDP). Mahbub Ul Haq
berpendapat bahwa pengembangan sumberdaya manusia harus dijadikan landasan
utama dalam kebijakan pembangunan ekonomi di negara-negara sedang berkembang,
dan hal ini dianggap penting mengingat ketertinggalan negara-negara berkembang
terhadap negara-negara industri maju dalam tingkat kesejahteraan ekonomi
seperti kualitas dan standar hidup hanya akan dapat diperkecil manakala terjadi
peningkatan yang sangat signifikan dalam pengembangan kualitas sumberdaya
manusia.
Dari pola pemikiran seperti diatas
maka takaran peranan sumberdaya manusia dalam proses pembangunan ekonomi dalam
konteks untuk mengurangi kesenjangan pembangunan ekonomi pada dasarnya harus
dilihat dari aspek peningkatan kualitasnya. Dengan kualitas sumberdaya manusia
yang semakin meningkat, akan dapat mendorong peningkatan produktivitas ekonomi
sekaligus sebagai modal dasar untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Dalam era globalisasi,
kualitas sumberdaya manusia yang handal akan sangat membantu suatu negara untuk
memenangkan kompetisi atau persaingan dalam perekonomian global sekaligus dapat
menjaga eksistensi negara tersebut dalam percaturan dan dinamika perekonomian
dunia yang semakin kompetitif.
·
Sumber Daya Sementara
a.
Barang yang Menggunakan Waktu
Produk yang memerlukan pemakaian
waktu dala mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu
Senggang) Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi (waktu wajib)
b.
Barang Penghemat Waktu
Produk yang menghemat waktu
memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka. Contoh: oven
microwave, pemotong rumput, fast food.
c.
Sumber Daya Kognitif
Adalah kepemimpinan teori psikologi industri dan organisasi yang
dikembangkan oleh Fred Fiedler dan Joe Garcia pada tahun 1987 sebagai
konseptualisasi dari model kontingensi Fiedler . Teori ini berfokus pada
pengaruh pemimpin intelijen dan pengalaman tentang nya atau reaksinya terhadap
stres .
Inti
dari teori ini adalah bahwa stres adalah musuh rasionalitas, merusak kemampuan
pemimpin untuk berpikir logis dan analitis. Namun, pengalaman pemimpin dan
kecerdasan dapat mengurangi pengaruh stres pada (atau dia) nya tindakan:
kecerdasan adalah faktor utama dalam situasi stres rendah, sementara jumlah
pengalaman selama lebih selama-saat stres.
2.
Pengetahuan Konsumen Akan Mempengaruhi
Keputusan Pembelian.
Apa yang dibeli, berapa banyak yang
dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan
konsumen mengenai hal-hal tersebut.
Pengetahuan Konsumen adalah semua
informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta
pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan
fungsinya sebagai konsumen.
-
Pengetahuan tentang
karakteristik/atribut produk
-
Pengetahuan tentang manfaat produk
-
Pengetahuan tentang kepuasan yg
diberikan produk kepada konsumen.
-
Manfaat Fungsional, yaitu manfaat yg
dirasakan konsumen secara fisiologis
-
Manfaat Psikososial, yaitu aspek
psikologis dan aspek sosial yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu
produk.
3.
Mengukur Pengetahuan
Pengetahuan konsumen terdiri dari
informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pemasar khususnya tertarik untuk
mengerti pengetahuan konsumen. Informasi yang dipegang oleh konsumen mengenai
produk akan sangat mempengaruhi pola pembelian mereka.Di dalam Psikologi
kognitif dijelaskan bahwa ada dua jenis pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif melibatkan fakta
subjektif yang sudah diketahui. Pengetahuan deklaratif sendiri dibagi menjadi
dua kategori, yaitu pengetahuan episodik (melibatkan pengetahuan yang dibatasi
dengan lintasan waktu) dan pengetahuan semantik (mengandung pengetahuan yang
digeneralisasikan dan memberi arti bagi dunia seseorang). Sedangkan pengetahuan
prosedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapat digunakan. Fakta
ini juga bersifat subjektif dalam pengertian fakta tersebut tidak perlu sesuai
dengan realitas objektif.
Langganan:
Postingan (Atom)